Teknologi memberdayakan prospek inovasi keuangan di Asia Tenggara
27 November 2019
Bagikan

Dong Shou, Co-founder dan COO ADVANCE.AI, menyampaikan sambutan di Wild Digital Indonesia Convention ke-3 yang diselenggarakan di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City pada 26 November 2019. Dalam pidatonya, Dong Shou mengatakan bahwa kartu identitas Indonesia (KTP) berisiko dipalsukan. Nomor identitas (NIK) dapat dengan mudah diubah oleh penipu. Perusahaan teknologi keuangan akan menghadapi risiko penipuan yang tinggi jika hanya menggunakan kartu identitas sebagai penjamin debit dan pinjaman.

"Bank dan lembaga pemberi pinjaman tradisional umumnya menilai latar belakang peminjam melalui wawancara, verifikasi gaji, dan berbagai metode lain untuk mempertimbangkan apakah pinjaman dapat disetujui. Di antara berbagai metode tersebut, pengenalan wajah adalah satu-satunya penjamin yang tidak dapat digelapkan. Jika perusahaan keuangan tidak dapat memperoleh data dari kantor pencatatan penduduk atau sipil setempat untuk membantu dalam tugas kontrol risiko, penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk pengenalan wajah guna mencegah penipuan menjadi tidak terelakkan dan penting." Dong Shou meyakini bahwa: "Pengenalan wajah adalah bagian yang penting dalam pencegahan penipuan. Metode ini dapat mencegah berulangnya penipuan, seperti orang yang berpura-pura menjadi orang lain dan kredit macet."

Berdasarkan data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan, per September 2019, total jumlah pinjaman P2P secara online di Indonesia mencapai Rp60,40 triliun. Kenaikan sebesar 166,51% jika dibandingkan dengan pinjaman sebesar Rp22,66 triliun pada Desember 2018, aktivitas keuangan di bidang inovasi dan digitalisasi teknologi keuangan terus mengalami peningkatan.

Dong Shou meyakini bahwa teknologi keuangan bukan sekadar untuk memperoleh pinjaman mikro; ini akan mendorong perkembangan ekonomi makro Indonesia jika digunakan secara rasional. Seperti perbankan, teknologi keuangan dapat membantu pembiayaan di banyak area lain.

Menurut Dong Shou, sebuah perusahaan teknologi keuangan di Tiongkok tengah memfokuskan diri pada penyediaan layanan pemberian pinjaman kepada perempuan yang tidak bekerja. Perusahaan teknologi finansial di Indonesia juga dapat mengadopsi model bisnis yang serupa. "ADVANCE.AI saat ini bekerja sama dengan sebuah perusahaan teknologi keuangan di Indonesia dalam sebuah proyek yang menyediakan bantuan keuangan untuk petani, dengan harapan dapat meningkatkan kehidupan maupun bisnis mereka dengan membantu mereka mendapatkan prioritas dalam memperoleh dana. Kami percaya bahwa membantu petani mendapatkan bantuan pinjaman akan lebih berdampak positif dalam meningkatkan kehidupan mereka." Dong Shou meyakini bahwa “Pertanian + Keuangan” akan menjadi salah satu area kerja sama lintas perbatasan yang paling menjanjikan di masa depan.

12.png

△   Dong Shou, Co-founder dan COO ADVANCE.AI, menyampaikan sambutan di Wild Digital Indonesia Convention ke-3

Teknologi finansial juga dapat berekspansi ke berbagai segmen pasar B2B lainnya. "Menurut saya, banyak perusahaan teknologi keuangan di Indonesia yang telah melakukan kerja hebat dalam mengeksplorasi B2B! Perkembangan semacam ini sangat berharga bagi perkembangan ekonomi Indonesia di masa mendatang dan bagi ADVANCE.AI, ini menjadi kesempatan dan tantangan." Ujar Dong Shou.

Saat ini, pemerintah Indonesia secara aktif mendukung perkembangan teknologi keuangan lokal. Selain itu, sebagai titik keseimbangan dalam mengurangi risiko kebijakan dan membuka ruang inovasi dan ruang terbuka di Indonesia, perkembangan industri teknologi finansial seharusnya juga mempertimbangkan situasi, ekosistem, dan dinamika industri ekonomi makro secara keseluruhan yang sebenarnya. Dengan demikian, teknologi keuangan tentunya akan mampu mendapatkan ragam layanan keuangan yang lebih luas dan inklusif di masa mendatang. Selain itu, berbagai inovasi keuangan berbasis teknologi akan makin menambah potensi yang lebih signifikan.


Ikuti kami:
contact us, message
contact us, email